Bagi Anda yang bekerja di dalam bidang pendidikan di Indonesia, Anda pasti sudah sangat mengenal istilah kursus, tempat les, atau bimbingan belajar (bimbel).
Ketiga istilah tersebut dapat digunakan secara bergantian dan memiliki arti yang sama. Ketiga istilah ini pun juga merujuk pada satu hal yang sama, yaitu sebuah lembaga swasta yang menyediakan layanan belajar pada beberapa kelompok siswa tertentu.
Pengertian Bimbingan Belajar
Di paragraf pembuka sudah disebutkan bahwa terdapat banyak istilah lain dari bimbel, salah satunya yaitu kursus dan les.
Dalam Bahasa Inggris, bimbel ini lebih dikenal dengan istilah extra course atau extra class yang berarti kelas atau pelajaran tambahan yang didapat di luar jam sekolah.
Bimbel sendiri adalah sebuah lembaga atau suatu organisasi yang menyediakan layanan belajar mengajar yang dilakukan di luar jam sekolah.
Konsep bimbel awalnya hanya ditujukan bagi para siswa yang sedang mengenyam sekolah formal, biasanya mulai dari siswa SD, SMP, hingga SMA dan SMK.
Para siswa yang mengikuti bimbel diharapkan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya selama mengikuti proses belajar di sekolah. Melalui bimbel ini, siswa juga diharapkan untuk lebih memahami mata pelajaran yang dianggap sulit dan menuntut daya analisis yang lebih tinggi.
Bimbel menawarkan beberapa kelebihan kepada para siswanya, jika dibandingkan dengan proses belajar yang ada di sekolah. Biasanya, jumlah siswa per kelasnya di sebuah bimbel jauh lebih sedikit daripada jumlah siswa per kelas di sekolah.
Hal ini tentu menguntungkan bagi para siswa, karena guru bisa lebih memperhatikan kemajuan belajar siswa, dan kesulitan belajar yang siswa hadapi.
Selain itu, guru dapat merancang pengajaran yang lebih sesuai dengan kemampuan dan daya tangkap yang dimiliki oleh siswa-siswa yang ada di kelas kecil tersebut.
Tidak hanya itu saja, kebanyakan bimbel juga menyediakan metode mengajar yang lebih cepat untuk untuk diajarkan kepada siswa, sehingga siswa pun dapat mengerti pelajaran dengan lebih cepat.
Nah, beberapa alasan berikut inilah yang membuat banyak orang tua yang mendaftarkan anak-anaknya ke sebuah bimbel.
Bimbel menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk anak-anaknya untuk mengatasi masalah belajaar mereka di sekolah.
Dengan begitu, aktivitas belajar mengajar akan lebih efisien dan siswa dapat lebih optimal mengembangkan kemampuan akademiknya.
Untuk memanfaatkan jasa mengajar dan fasilitas dari bimbel, para orang tua harus mengeluarkan biaya pendidikan ekstra yang cukup besar. Tentunya, biaya bimbel ini di luar biaya sekolah formal yang harus dikeluarkan setiap semesternya.
Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mendaftar di bimbel sangat bergantung pada nama besar lembaga bimbel tersebut.
Misalkan saja, jika Anda mendaftarkan anak Anda untuk belajar di Ganesha Operation, maka Anda harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak daripada Anda mendaftarkan anak Anda untuk belajar di sebuah bimbel yang baru didirikan.
Selain nama besar bimbel, jenis bimbel yang anak Anda ikuti juga sangat mempengaruhi jumlah uang yang harus Anda keluarkan.
Jenis Bimbingan Belajar
Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat membuat banyak orang yang membuka usaha bimbel dengan jenis yang semakin beragam.
Sampai saat ini ada banyak jenis-jenis bimbel yang tersebar di lingkungan masyarakat, dan jenis ini dibagi berdasarkan:
1. Berdasarkan Jumlah Siswa Per Kelasnya
Menurut jumlah siswa per kelasnya, bimbel biasanya dibagi menjadi bimbel reguler dan bimbel privat. Ada juga satu lembaga bimbel yang menerima kedua jenis bimbel ini, sehingga mereka membedakan jenis ini dengan membuat kelas khusus kelas reguler dan kelas privat. Selain reguler dan privat, ada juga bimbel yang menyediakan kelas platinum.
Kelas reguler adalah kelas yang biasanya harganya paling rendah, karena jumlah siswa per kelasnya cukup banyak.
Kelas dengan jumlah siswa yang lebih sedikit biasanya disebut dengan kelas platinum, atau ada beberapa bimbel yang menamakan kelas ini dengan kelas privat. Biasanya, kelas platinum ini jumlah siswanya tidak lebih dari sepuluh orang.
Selain itu, terdapat juga kelas privat. Kelas privat adalah kelas yang harganya paling mahal, dan kelas ini biasanya hanya berisi satu orang siswa yaitu anak Anda sendiri.
Di dalam kelas privat, guru akan benar-benar menyesuaikan metode belajarnya dengan kemampuan anak Anda, sehingga anak Anda diharapkan dapat lebih mengerti materi pelajaran tersebut.
2. Berdasarkan Jenjang Kelasnya
Selain berdasarkan jumlah siswa, bimbel juga dibagi berdasarkan jenjang pendidikan dari si siswa, mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA dan SMK.
Ada bimbel yang khusus untuk siswa SD, namun ada juga bimbel yang khusus untuk siswa SMP atau SMK. Atau, ada juga bimbel yang hanya menerima siswa SMP dan SMA saja. Ada juga bimbel yang menerima semua jenjang, dan para siswa ini dibagi menjadi kelas yang berbeda sesuai dengan jenjangnya.
Kebanyakan bimbel yang ada saat ini menyasar siswa berusia sekolah menengah (SMP, SMA, SMK), walaupun memang ada beberapa bimbel yang menyasar siswa SD dan TK.
Bimbel SMP dan SMA jauh lebih banyak ditemui daripada bimbel SD dan TK, karena materi pelajaran di jenjang SMP dan SMA jauh lebih susah dan lebih menuntut pemahaman yang lebih tinggi daripada materi pelajaran di jenjang SD dan TK.
3. Berdasarkan Sasaran atau Target Pasarnya
Seiring kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, banyak bimbel yang tidak hanya menyasar siswa berdasarkan jenjang kependidikannya saja.
Ada juga beberapa bimbel yang menyediakan program khusus dengan sasaran pasar yang cukup spesifik, seperti program khusus persiapan Ujian Nasional (UN) saat UN masih diberlakukan sebagai standar kelulusan.
Ada juga program khusus persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang ditujukan oleh para siswa SMA yang ingin memasuki perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Bahkan, ada juga beberapa lembaga bimbel yang khusus ditujukan oleh kalangan umum yang memiliki kepentingan yang spesifik.
Beberapa lembaga bimbel ini diantaranya lembaga bimbel bahasa (seperti English First (EF), IALF, dan The British Institute (TBI)), bimbel persiapan tes kedinasan, bimbel tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan bimbel kepribadian seperti John’s Robert Powell.
4. Berdasarkan Teknis Belajarnya
Karena adanya pandemi yang merebak ini, banyak siswa yang tidak bisa belajar langsung di sekolah. Para siswa ini harus belajar secara online dengan memanfaatkan video conference, instant messaging, dan learning management system yang biasanya diatur oleh gurunya. Nah, hal serupa juga terjadi oleh banyak lembaga bimbel.
Berdasarkan penjelasan inilah, maka terdapat dua jenis bimbel menurut teknis belajarnya, yaitu bimbel secara konvensional (offline) dan bimbel secara online.
Bimbel konvensional dilakukan seperti biasa, dimana siswa harus datang ke tempat bimbel tersebut untuk menerima materi pelajaran.
Sementara itu, bimbel online tidak mengharuskan siswa untuk datang ke tempat bimbel. Siswa dapat menerima pelajaran secara online melalui device dan koneksi internet yang dimiliki siswa.
Tujuan dan Fungsi Bimbingan Belajar
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bimbel memberikan berbagai macam manfaat dan pengaruh baik kepada diri sang siswa.
Menurut pakar pendidikan Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, berikut ini beberapa tujuan dan fungsi bimbel untuk siswa.
- Belajar dengan metode yang efisien dan efektif
- Menyelesaikan tugas sekolah yang dianggap sulit
- Mempersiapkan diri untuk ulangan dan ujian
- Menemukan bidang studi yang sesuai dengan kemampuannya
- Mencari solusi dalam menghadapi kesulitan saat menyelesaikan bidang studi tertentu
- Memilih pelajaran tambahan, baik pelajaran yang dipelajari di sekolah maupun pelajaran yang tidak dipelajari di sekolah yang lebih bertujuan mengembangkan karir di masa depan
Itulah beberapa tujuan bimbel untuk para siswa. Jika Anda melihat keenam tujuan ini, tentu Anda menyadari bahwa dengan mengikutsertakan anak Anda ke dalam sebuah bimbel, anak Anda akan merasakan perubahan yang cukup besar terhadap kemajuan dan prestasi belajarnya.
Namun sayangnya, fungsi dan tujuan bimbel tersebut terkadang tidak diwujudkan di beberapa lembaga bimbel berkualitas rendah. Hal ini tentunya sudah menjadi rahasia umum bagi para orang tua dan semua orang yang bekerja di bidang pendidikan, karena banyaknya bimbel yang tidak mewujudkan fungsi mulia tersebut.
Kebanyakan guru yang mengajar di bimbel-bimbel tersebut hanya memberikan contekan atau jawaban bagi siswa yang belajar disana, baik jawaban untuk Pekerjaan Rumah (PR) atau tugas maupun jawaban untuk ulangan.
Kenyataan ini sangat umum terjadi di bimbel yang menyasar siswa sekolah, apalagi jika guru yang mengajar di bimbel tersebut juga mengajar di bimbel tempat siswa tersebut belajar.
Persentase terjadinya hal ini juga semakin besar di kelas-kelas privat yang menyasar siswa SD, karena kebanyakan siswa SD masih belum mengerti bahwa kelakuan guru mereka tidaklah benar.
Selain itu, ada juga bimbel yang memberikan kunci jawaban pada momen-momen tertentu, seperti pada saat UN, pada saat UTBK, SBMPTN atau pada saat CPNS.
Biasanya yang paling terjadi yaitu bimbel yang memberikan jawaban kepada siswanya yang sebentar lagi harus menjalani UN. Tentunya, untuk mendapat kunci jawaban tersebut, siswa harus membayar sejumlah uang dengan sangat mahal, sebagai gantinya mereka sudah pasti mendapat hasil UN yang bagus.
Hal-hal seperti ini akan merusak mindset siswa, karena siswa beranggapan bahwa ia tidak perlu belajar keras untuk mendapatkan nilai yang bagus. Mereka berpikir bahwa hanya dengan mengeluarkan uang, mereka bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan.
Tentunya, mindset seperti ini akan sangat sulit diubah dan akan terus berkembang dalam kehidupan mereka di masa depan. Tidak jarang, orang-orang seperti ini akan lebih cenderung berbuat kriminalitas yang berhubungan erat dengan penyalahgunaan uang, seperti pencucian uang, korupsi, dan perampokan.
Untuk mencegah terjadinya excess yang tidak benar, maka terdapat beberapa sekolah swasta yang melarang guru-gurunya untuk mengajar kelas privat kepada para siswa yang bersekolah di sekolah swasta tersebut.
Para guru tersebut hanya diperbolehkan mengajar siswa yang bersekolah di sekolah lain, baik kelas privat maupun kelas reguler.
Walaupun begitu, masih ada guru-guru yang sampai saat ini mempunyai idealisme yang tinggi dengan jabatannya dan tidak melakukan hal-hal yang disebutkan pada paragraf sebelumnya.
Idealnya, sebuah bimbel yang baik akan memberikan manfaat bagi orang tua dan anaknya, bukan malah menjerumuskan sang anak. Selain itu, bimbel dapat mengambil posisi orang tua untuk membantu proses akademis anaknya.
Bagi orang tua yang sibuk, orang tua yang tidak memahami pelajaran sekolah anak-anaknya (terutama orang tua yang memiliki anak SMP dan SMA), atau orang tua yang sudah tidak mau direpotkan lagi dengan urusan belajar anak-anaknya, bimbel akan menjadi tempat yang baik bagi para orang tua tersebut agar sang anak tetap terbimbing dalam hal akademisnya.